HomeBeritaSejarah Panjang Kerajaan Islam Pertama di Aceh yang Jadi Cikal Bakal Penyebaran...

Sejarah Panjang Kerajaan Islam Pertama di Aceh yang Jadi Cikal Bakal Penyebaran Islam Nusantara

Kerajaan islam pertama di Aceh menjadi fondasi penting dalam sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di wilayah Nusantara. Sering kali masyarakat hanya mengenal Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam tertua, namun seiring berkembangnya riset sejarah, kini semakin terkuak informasi bahwa ada entitas Islam lain yang tumbuh lebih awal di kawasan Aceh, yakni Kerajaan Peureulak. Keberadaan kerajaan ini menjadi catatan penting dalam sejarah kebudayaan Islam di Asia Tenggara.

Kerajaan ini bukan sekadar entitas politik dan keagamaan, tetapi juga pelopor dalam pendidikan, perdagangan, dan diplomasi maritim. Letaknya yang strategis membuat Aceh menjadi jalur penting persinggahan kapal dagang dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok. Hal ini memberi pengaruh besar dalam perkembangan sosial-budaya dan keagamaan masyarakat setempat. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sejarah, para pemimpin, serta kontribusi besar kerajaan Islam pertama di Aceh bagi perjalanan sejarah Indonesia.

Kerajaan Peureulak sebagai Kerajaan Islam Pertama

Sebelum Kesultanan Aceh Darussalam menjadi pusat kekuatan politik dan agama di wilayah barat Indonesia, sejarah mencatat bahwa Kerajaan Peureulak adalah kerajaan islam pertama di aceh yang berdiri sekitar abad ke-8 Masehi. Kerajaan ini terletak di wilayah Peureulak, Aceh Timur, dan menjadi pionir penyebaran Islam jauh sebelum Samudera Pasai berdiri.

Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 840 M, di bawah kepemimpinan Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, yang diyakini berasal dari keturunan Arab. Peureulak menjadi pusat pengembangan Islam dengan banyak ulama dan pedagang Muslim datang dan menetap di sana. Selain berdagang, mereka juga mendirikan lembaga pendidikan Islam yang memperkenalkan ajaran tauhid dan syariat Islam kepada masyarakat lokal.

Dalam sejarahnya, kerajaan ini dibagi dalam tiga periode besar, yaitu masa Syiah, masa konflik internal, dan masa Sunni. Perpaduan antara berbagai mazhab ini menunjukkan bahwa Peureulak adalah pusat intelektual dan pluralisme Islam di Nusantara.

Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai dan Pengaruhnya

Setelah masa keemasan Kerajaan Peureulak mulai meredup, muncullah Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Lhokseumawe. Berdiri sekitar abad ke-13, kerajaan ini sering disebut sebagai penerus pengaruh Islam dari Peureulak dan memiliki posisi sangat strategis dalam jaringan perdagangan internasional.

Raja pertama kerajaan Aceh dari Samudera Pasai yang tercatat dalam sejarah adalah Sultan Malik al-Saleh. Ia adalah tokoh penting yang berhasil memadukan kekuasaan politik dan peran agama. Dalam masa pemerintahannya, Samudera Pasai menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Delhi di India serta kerajaan-kerajaan Islam lainnya.

Samudera Pasai juga dikenal sebagai kerajaan yang mencetak mata uang sendiri dan memiliki pusat studi agama yang terkenal di Asia Tenggara. Ulama dari berbagai penjuru datang ke kerajaan ini untuk berdiskusi dan menyebarkan ilmu agama.

Kesultanan Aceh Darussalam: Pewaris Kemegahan Islam

Ketika Samudera Pasai mulai mengalami kemunduran, Kesultanan Aceh Darussalam muncul sebagai kekuatan baru di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah pada awal abad ke-16. Kesultanan ini memperluas wilayah kekuasaannya dan menjadi salah satu kerajaan Islam terkuat di Asia Tenggara.

Raja-raja kerajaan Aceh seperti Sultan Iskandar Muda membawa Kesultanan Aceh ke puncak kejayaannya, terutama dalam bidang militer, pendidikan, dan diplomasi. Di masa pemerintahannya, Aceh menjadi pusat studi Islam dengan banyaknya madrasah, perpustakaan, dan interaksi global dengan Turki Utsmani dan negeri-negeri Arab.

Kesultanan ini juga aktif dalam menghadapi kolonialisme Portugis yang mulai merambah kawasan Sumatra. Semangat perlawanan terhadap penjajahan diiringi dengan semangat dakwah Islam menjadikan Kesultanan Aceh bukan hanya pusat kekuasaan, tetapi juga pusat resistensi kultural dan spiritual.

Bukti Arkeologis dan Peninggalan Sejarah

Salah satu kekuatan artikel sejarah seperti ini adalah dengan menyertakan bukti arkeologis. Peninggalan Kerajaan Peureulak dan Samudera Pasai masih bisa ditemukan dalam bentuk nisan batu Aceh dengan aksara Arab, situs masjid tua, serta manuskrip kuno yang tersimpan di beberapa pesantren dan museum di Aceh.

Masjid Raya Peureulak, misalnya, menjadi saksi bisu peradaban awal Islam di wilayah tersebut. Sementara itu, makam Sultan Malik al-Saleh masih terawat hingga kini dan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang ramai dikunjungi.

Selain itu, peninggalan dari era Kesultanan Aceh seperti Baiturrahman, kompleks istana, dan senjata tradisional seperti rencong juga menyimpan jejak perlawanan dan kejayaan yang masih bisa dirasakan hingga saat ini.

Pengaruh Kerajaan Islam Aceh terhadap Nusantara

kerajaan islam pertama di aceh

Pengaruh kerajaan Islam pertama di Aceh tidak hanya terbatas pada wilayah Sumatra, melainkan menyebar ke berbagai wilayah seperti Minangkabau, Riau, bahkan hingga ke Semenanjung Melayu. Penyebaran ini terjadi melalui jalur perdagangan dan pernikahan politik antar kerajaan.

Kekuatan diplomasi Kesultanan Aceh juga memberikan dampak besar terhadap penyebaran Islam ke wilayah timur Nusantara. Banyak ulama yang belajar di Aceh kemudian menyebarkan ajaran Islam ke Sulawesi, Kalimantan, hingga ke wilayah Maluku dan Papua.

Jaringan keilmuan, pertukaran budaya, dan strategi dakwah yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Aceh membentuk fondasi kuat bagi berkembangnya Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia hingga saat ini.

FAQ

1. Apa kerajaan Islam pertama di Aceh?
Kerajaan Peureulak di Aceh Timur yang berdiri pada abad ke-8 M adalah kerajaan Islam pertama di Aceh.

2. Siapa raja pertama kerajaan Aceh?
Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah adalah raja pertama Kerajaan Peureulak.

3. Apa perbedaan Peureulak dan Samudera Pasai?
Peureulak lebih tua dan berdiri di abad ke-8, sedangkan Samudera Pasai muncul di abad ke-13 dan lebih dikenal dalam catatan sejarah formal.

4. Siapa raja terkenal dari Kesultanan Aceh?
Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Aceh.

5. Di mana peninggalan sejarah kerajaan Islam di Aceh bisa ditemukan?
Beberapa peninggalan ada di Aceh Timur (Peureulak), Lhokseumawe (Samudera Pasai), dan Banda Aceh (Kesultanan Aceh).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Must Read

spot_img