Makam Sultan Maulana Hasanuddin, yang terletak di Banten Lama, merupakan salah satu tempat ziarah penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim. Sultan Maulana Hasanuddin adalah tokoh yang memiliki peran besar dalam sejarah Kesultanan Banten, sebagai pendiri kerajaan dan penyebar agama Islam di wilayah ini. Berziarah ke makamnya bukan hanya untuk mengenang jasa-jasanya, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam memperluas ajaran Islam di Nusantara.
Siapa Sultan Maulana Hasanuddin?
Sultan Maulana Hasanuddin adalah putra dari Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo, yang dikenal sebagai penyebar ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada abad ke-16, sekitar tahun 1552, dan memerintah hingga tahun 1570. Di bawah kepemimpinannya, Banten berkembang pesat menjadi pusat perdagangan yang makmur serta pusat penyebaran agama Islam di wilayah barat Pulau Jawa.
Sultan Maulana Hasanuddin dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan berwibawa. Dengan memanfaatkan posisi geografis Banten yang strategis, ia menjalin hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Timur Tengah, India, dan Cina. Di bawah pemerintahannya, Islam tumbuh subur di Banten, dan wilayah ini menjadi salah satu pusat peradaban Islam yang penting di Nusantara.
Lokasi dan Akses ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin
Makam Sultan Maulana Hasanuddin berada di kawasan Banten Lama, yang terletak di Kota Serang, Banten. Area Banten Lama dikenal sebagai kompleks sejarah yang menyimpan banyak peninggalan Kesultanan Banten, termasuk Masjid Agung Banten dan Benteng Speelwijk. Makam Sultan ini berada di area kompleks pemakaman keluarga kerajaan, yang juga menjadi tempat peristirahatan terakhir sejumlah tokoh penting Kesultanan Banten.
Untuk menuju ke makam ini, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum dari pusat Kota Serang. Akses menuju Banten Lama cukup mudah, dan biasanya para peziarah datang secara berkelompok, baik dari berbagai wilayah di Indonesia maupun dari luar negeri.
Keunikan Makam Sultan Maulana Hasanuddin
Makam Sultan Maulana Hasanuddin memiliki keunikan tersendiri. Area pemakamannya dikelilingi oleh tembok tinggi dengan pintu gerbang besar yang khas. Saat memasuki area makam, suasana sakral langsung terasa. Pengunjung akan melihat nisan-nisan batu tua yang dipahat dengan tulisan Arab, menghiasi makam sultan dan keluarganya.
Makam Sultan Maulana Hasanuddin sendiri dilengkapi dengan atap berbentuk joglo, simbol arsitektur tradisional Jawa, yang menunjukkan percampuran budaya Islam dan lokal. Di samping makam Sultan, terdapat makam anggota keluarga kerajaan lainnya, yang juga dihormati oleh masyarakat.
Para peziarah yang datang biasanya berdoa di dekat makam Sultan, memohon berkah, serta mengirimkan doa untuk almarhum. Tradisi ziarah ini telah dilakukan selama berabad-abad, dan hingga kini masih menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Banten, terutama pada momen-momen keagamaan seperti menjelang bulan Ramadan atau hari besar Islam lainnya.
Ziarah Sebagai Bagian dari Tradisi Keagamaan
Ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi merupakan bagian dari tradisi keagamaan yang telah berlangsung lama. Banyak umat Muslim yang datang ke makam ini untuk berziarah, memohon berkah, serta mengenang jasa besar sang sultan dalam menyebarkan Islam di Banten. Ziarah ini menjadi cara bagi masyarakat untuk menghormati para leluhur dan memperkuat ikatan spiritual dengan masa lalu.
Selain berdoa, para peziarah juga biasanya melakukan tahlilan atau pengajian di area makam. Kegiatan-kegiatan ini memperlihatkan betapa makam Sultan Maulana Hasanuddin memiliki tempat istimewa di hati umat Muslim di Indonesia, khususnya di wilayah Banten.
Wisata Religi dan Sejarah di Banten Lama
Selain sebagai tujuan ziarah, Banten Lama juga menawarkan banyak destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Setelah berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Banten, yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki menara ikonik yang terbuat dari bata merah, yang digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan pada masa lalu.
Tak jauh dari masjid, terdapat Benteng Speelwijk, yang dibangun oleh Belanda pada masa kolonial. Benteng ini menjadi simbol perlawanan Kesultanan Banten terhadap penjajah dan menjadi bukti penting dari sejarah perjuangan rakyat Banten.
Kesimpulan
Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin di Banten Lama merupakan perjalanan spiritual yang sarat dengan nilai sejarah dan religius. Sultan Maulana Hasanuddin tidak hanya dikenal sebagai pendiri Kesultanan Banten, tetapi juga sebagai penyebar Islam yang berperan penting dalam membentuk identitas keislaman masyarakat Banten. Dengan berkunjung ke makamnya, kita diajak untuk mengenang masa kejayaan Kesultanan Banten serta menghormati warisan leluhur yang masih terasa hingga saat ini.
Bagi mereka yang tertarik dengan wisata religi dan sejarah, ziarah ke makam ini merupakan pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Dengan suasana yang sakral dan penuh makna, makam Sultan Maulana Hasanuddin menjadi salah satu destinasi yang harus dikunjungi ketika berwisata ke Banten Lama.